Kamis, 20 Juni 2013

Because Of You #chapter 6



-keesokan harinya setelah pulang sekolah-

Ify melangkahkan kakinya menuju parkiran GIHS untuk mengambil sepedanya. Kemudian menaiki sepedanya dan segera menuju gerbang sekolah. Saat menuju gerbang, Ify melihat seseorang yg dikenalinya sepertinya sedang menunggu seseorang. Dia sedang memainkan hpnya sambil duduk menaiki sepedanya. Ify menghentikan sepedanya.

"loh, itukan Rio. Eh tapi masa iya naik sepeda. Tapi itu bener Rio ah. Lagi nunggu siapa dia?" gumam Ify dan melanjutkan mengendarai sepedanya mendekati Rio.
"tuh kan bener Rio" ucap Ify setelah mendekati orang itu. Rio mendongakkan kepalanya.
"eh elo Fy, udah mau balik?" tanya Rio sambil memasukkan iPhonnya ke saku celananya. Ify mengangguk.
"iya. Eh tumben lo naik sepeda, terus kenapa belum balik? Lo lagi nunggu orang ya?" tanya Ify bertubi-tubi. Rio hanya tertawa geli mendengar pertanyaan yg dilontarkan Ify kepadanya.
"yaelah Fy, satu-satu dong nanyanya. Gue dari tadi nunggu lo. Makanya gue naik sepeda" jawab Rio.
"hehe, ada apa emang? Kok lo nungguin gue?" tanya Ify lagi sedikit heran dengan jawaban Rio.
"waktu itu kan lo udah janji mau ngajak gue ke toko roti lo. Sekarang gue mau ke sana"
"lo serius?" tanya Ify masih tak percaya. Rio mengangguk.
"serius lah. ga boleh ya?" jawab plus tanya Rio sedikit jutek.
"eh.. Ya boleh lah masa ga boleh sih. Yaudah deh keburu sore. let's caoooww!!" ucap Ify bersiap melaju dengan sepedanya. Rio hanya tersenyum melihat tingkah Ify dan menganggukkan kepalanya. Kemudian mengikuti Ify yg sudah pergi terlebih dahulu.

Selama di perjalanan mereka asik mengobrol dan bercanda. Ify merasa nyambung dengan Rio, begitu juga dengan Rio.

"Fy, lo kok deket banget ya sama pak zeth?" tanya Rio di sela-sela pembicaraannya.
"hehe, gue juga ga tau kenapa bisa deket sama pak zeth. Yg gue tau, gue selalu ngerasa nyambung kalo ngobrol sama pak zeth. Nerasa nyaman, gue kan pernah bilang pak zeth kaya almarhum bapak gue yg udah ga ada" jelas Ify, Rio hanya manggut-manggut. "tapi lo tenang aja, hubungan gue sama pak zeth ga lebih dari sekedar guru sama murid kok. Kalopun kita deket, mungkin itu juga karena gue dapet beasiswa, gue kan sering ngurus-ngurus beasiswa tuh, jadi sering ketemu juga ngobrol sama pak zeth" lanjut Ify.
"lo hebat ya bisa dapet beasiswa" ucap Rio tanpa memandang Ify. Ify melirik ke arah Rio.
"engga juga kok Yo. Masih banyak yg lebih hebat dari gue, hehehe" ucap Ify nyengir.
"tetep aja judulnya hebat" jawab Rio. Ify cuma senyam senyum gaje karna malu. "gausah malu kali" ucap Rio datar. Ify melirik ke arah Rio.
"yeee, siapa juga yg malu. Eitttsss...stop.." ucap Ify sedikit berteriak. Ify dan Rio mengerem mendadak.
"lo bikin kaget tau ga. Ada apa sih?" ucap Rio sedikit kesal dengan ucapan Ify yg membuatnya harus mengerem mendadak.
"sorry Yo, lo sih ngajakin ngomong terus. Udah nyampe nih" jawab Ify sambil turun dari sepedanya. "yuk masuk!" lanjut Ify sambil menuntun sepedanya menuju pelataran toko roti. Rio mengangguk, kemudian mengikuti Ify menuntun sepedanya.
"jadi ini toko roti lo?" tanya Rio sambil melihat nama toko roti Ify. "RiFy's Bread?" batin Rio.
"iya ini toko roti ibu. Yuk kita ke dalem!" jawab Ify. Kemudian mereka berdua masuk ke dalam toko yg cukup ramai.

@toko

"eh Fy kamu udah pulang?" ucap seorang wanita yg sedang melayani pembeli.
"iya mba, ibu mana mba?" tanya Ify yg tidak melihat ibunya di situ.
"ibu ada di dalem lagi makan dulu katanya. Eh ini siapa Fy?" jawab plus tanya wanita itu yg sadar akan kehadiran Rio di situ.
"oh kenalin mba, ini temen Ify namanya Rio. Rio, ini mba Irva salah satu pegawainya ibu. He" ucap Ify saling memperkenalkan mereka. Rio dan mba Irva saling bersalaman.
"Rio"
"Irva"
"temen ya? Temen apa temen?" ucap mba Irva sambil menaik turunkan alisnya.
"iyalah temen. Mba jangan mulai deh. Yaudah mba, aku sama Rio ke dalem dulu ya, mau ke ibu. Yuk Yo!" ucap Ify, disertai anggukan Rio. Mba Irva hanya tersenyum melihatnya.

Ify dan Rio kemudian masuk ke dalam ruangan belakang toko. Ada seorang wanita paru baya sedang duduk menghadap meja makan sambil menyantap makanannya.

"siang ibu!" sapa Ify kepada wanita paru baya itu yg ternyata ibunya sendiri.
"eh Ify, siang. Udah pulang nak?" tanya ibu.
"udah" jawab Ify kemudian menyalami tangan ibunya. Diikuti Rio.
"eh siapa nih Fy?" tanya ibu (lagi) kepada anaknya yg kaget dengan adanya Rio yg juga menyalaminya.
"kenalin bu, ini Rio temen Ify. Nah Yo, kenalin ini ibu gue yg cantiknya tiada tara" jawab Ify nyengir.
"apaan sih kamu Fy" ucap ibunda Ify sambil mencubit pelan pinggang Ify. Rio hanya tersenyum geli.
"Rio tante" ucap Rio memperkenalkan dirinya kepada ibunya.
"Gina, aduh kamu jangan panggil tante ya. Ibu aja. Bu Gina lengkapnya. Canggung soalnya dipanggil tante" ucap ibu Ify tersenyum.
"ga masalah tante. Eh ibu" jawab Rio meralat ucapannya. Bu Gina dan Ify hanya tertawa kecil.
"yaudah sini duduk, udah pada makan belum? Makan yuk!" ajak bu Gina.
"makasih bu tapi gausah, saya udah makan tadi di sekolah" jawab Rio menolak ajakan Ify.
"kalo gitu Ify juga nanti aja deh makannya"
"eh jangan Fy, lo kalo mau makan, makan aja. Biar gue ke luar mau liat-liat roti lo"
"gapapa gue juga ga laper-laper banget. Lagian lo kan tamu, masa ditinggalin. Gue temenin deh" jawab Ify. Rio hanya tersenyum melihatnya. Hatinya merasa senang mendengar ucapan gadis ini.
“heloo.. Rioo!! Lo baik-baik aja kan?” ucap Ify sambil melambaikan tangannya ke depan wajah tampan Rio.
“Eh iya kenapa Fy?” Tanya Rio yang sudah sadar dari lamunannya.
“yeeeh,, lo malah ngelamun deh. Yaudah ayo ke depan, katanya lo mau liat-liat roti ” ajak Ify.
“eh iya deh, yaudah Bu, Rio ke depan dulu” pamit Rio kepada Bu gina. Kemudian mereka berdua melangkah menuju depan tempat dimana berbagai jenis roti berjejer. Bu Gina mengangguk tersenyum.

@toko roti (bukannya dari tadi yahh?? lanjutt)

                “ternyata roti itu buatan keluarga Ify ” batin Rio ketika melihat roti kesukaannya yang sering dibelikan oleh papahnya atau bi inah dengan label yang sama dengan took roti milik Ify.
                “huaaaaaaa…hiks…hiks..huaaaa” tiba-tiba suara tangisan seorang anak kecil mengagetkan para pengunjung yang ada di took roti termasuk Rio dan Ify.
“ACHA!!” ucap Ify kepada anak kecil tersebut yang ternyata Acha adiknya. Kemudian ia segera menghampiri adiknya yang menangis di teras toko. Rio yang masih bingung hanya mengikuti Ify dari belakang.
“ya ampun, Acha kenapa?” Tanya Ify lembut melihat adiknya menangis dengan lutut sang adik yang terluka.
“tadi..hiks..waktu Acha lagi makan es krim..hiks..Acha kesandung..hiks..jadinya Acha jatoh..hiks..” jawab Acha sesenggukkan.
“Fy, lututnya berdarah. Cepet ambil kotak obat” suruh Rio.
“tapi di sini ga ada Yo. Ada di rumah” ucap Ify khawatir.
“astaga.. gue lupa. Gue bawa. Lo ambil air bersih gih buat bersiin lukanya” ucap Rio menepok jidatnya. Ify mengangguk, kemudian segera masuk untuk menganmbil air bersih. Rio menggendong Acha dan mendudukkan Acha di kursi yang ada di teras kemudian mengeluarkan kotak kecil berisi obat-obatan yang selalu ia bawa untuk berjaga-jaga dari tas ranselnya.
“Acha jangan nangis lagi ya, lukanya nanti di obtain kok” ucap Rio mencoba menenangkan Acha yang masih menangis sambil mensejajarkan tinggi badannya dengan badan Acha. Tak beberapa lama, Ify keluar dari toko dengan membawa sebuah wadah yang berisi air bersih.



 bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar