Senin, 10 Juni 2013

Because Of You #chapter 1

saya buat cerbung nih. seperti  biasa saya selalu suka couple ini RiFy. sebenernya cuma mau ngisi waktu luang aja. iseng-iseng aja gitu.
langsung aja deh check it out


@@@@@@


"ciiiiiiiittttt" terdengar suara mobil mengerem mendadak. Seseorang jatuh tersungkur bersama sepedanya.
"awww" rintih seorang gadis yang jatuh bersama sepedanya itu.
"eh sorry sorry, apa ada yg luka?" ucap seorang cowo tinggi dengan kulit sawo matang yg tak lain adalah pemilik dari mobil tersebut. Dia keluar dari mobil dengan rasa was was dan segera menghampiri gadis berwajah tirus yg baru saja ia tabrak.
"eng..engga ko gada yg luka. Cuma tolong bantu angkatin sepeda gue dong, kaki gue kejepit nih" ucap gadis itu berusaha membangunkan sepedanya yg sedari tadi menimpanya.
"oh iya biar gue yg angkat" cowo itupun kemudian mengangkat sepeda yg menimpa gadis tersebut, menegakkannya agar tidak jatuh kembali.
"gue bantu lo bangun" ucap cowo itu datar seraya mengulurkan tangannya kepada gadis tersebut. Gadis itu pun menerima uluran tangan si cowo. Kemudian bangun dari jatuhnya.
"sorry ya, tadi gue nyebrang ga liat-liat jalan. Mobil lo ga kenapa-napa kan?" Ucap gadis itu sambil mengecek bagian depan mobil. Kali kali aja ada yg lecet.
"ga kok, lo ga usah mikirin mobil gue. Gue juga minta maaf tadi pas nyetir gue ngelamun. Tapi lo yakin ga papa? Perlu gue anter ke RS?" jawab cowo itu masih terlihat khawatir.
"eh ga usah, gue beneran ga papa kok. Cuma sedikit syok aja. Tapi sekarang udah lebih tenang" ucap gadis itu tersenyum. DEGG... Ada perasaan aneh yg menyerang hati cowo itu ketika melihat senyum cewe di hadapannya ini.
"eh lo kenapa? Ko diem?" tanya gadis itu yg melihat si cowo terbengong-bengong.
"eh gue ga papa kok" jawab cowo itu tersadar dari lamunannya.
"yaudah gue duluan ya, gue buru-buru. Sekali lagi maaf dan makasih udah bantu gue" ucap gadis itu Kemudian menaiki sepedanya.
"eh iya sama-sama. Gue juga minta maaf" gadis itu tersenyum kembali kemudian berlalu pergi dengan sepedanya.
"kenapa perasaan gue aneh gini sih waktu ngeliat tuh cewe senyum"
Ucap cowo itu sambil memperhatikan gadis yg tadi ia tabrak hingga menghilang di ujung jalan. "ah gausah dipikirin" lanjutnya kemudian masuk ke mobil, menyalakan mesinnya kemudian kembali melaju menuju rumahnya.

Sesampainya di rumah cowo itu bergegas memarkirkan mobilnya di bagasi. Kemudian melangkah masuk ke dalam rumah dan membantingkan tubuhnya di sofa yg terdapat di ruang TV, memejamkan matanya untuk melepas lelah.
"eh mas Rio udah dateng. Maaf mas itu makanannya udah bibi siapin di meja makan" ucap seseorang yg tak lain adalah pembantu cowo itu yg ternyata bernama Rio. Rio terbelalak kemudian memposisikan tubuhnya duduk di sofa.
"iya bi, nanti aku makan. Apa papah udah pulang?" tanya Rio kepada pembantunya.
"kata tuan, tuan hari ini ga pulang mas. Ada urusan di Bogor" jawab pembantu Rio.
"huuhh.. selalu kaya gini" ucap Rio ketus kemudian beranjak dari sofa ke meja makan. Meninggalkan sang bibi.
"sabar ya mas Rio"
Ucap bibi dalam hati, sambil meletakkan tangannya di dadanya. Ada rasa iba yg menyeruak dalam hatinya.

Rio, atau lengkapnya Mario Stevano Aditya Haling adalah seorang anak tunggal dari pasangan Zeth Haling dan Amanda. Mereka keluarga yg sangat bahagia. Rio tak pernah kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya, terutama mamahnya. Selain itu dengan kondsi ekonomi yg jauh lebih dari cukup membuat keluarga ini terlihat sempurna. Namun ditengah kebahagiaan ini, Rio harus rela mengikhlaskan kepergian mamah tercintanya kembali kepada Tuhan. Penyakit jantung yg diderita sang mamah sudah mencapai tahap sangat kritis sehingga nyawa sang mamah tidak dapat tertolong. Saat itu, batin Rio sangat terguncang. Ia tak pernah menyangka mamah tercintanya akan pergi secepat ini. Dadanya sesak, selama berhari-hari ia tak pernah berhenti menangis. Kini Rio menjadi anak yg pendiam dan cuek. Tak ada lagi keceriaan terpancar di wajahnya. Ia menjadi pribadi yg tertutup.

Terlebih sejak kepergian mamahnya ia kekurangan kasih sayang dari sang ayah yg sibuk sebagai ketua sekaligus guru, sekaligus pemilik GLOBAL INTERNASIONAL HIGH SCHOOL yg terkenal SMA paling elit di Jakarta.

Rio juga bersekolah di sini dan kini ia duduk di kelas XI special B. Kenapa special? karena otaknya yg kelewat cerdas. Di rumahnya yg megah nan mewah Rio hanya tinggal bersama papahnya, bi inah, dan mang ujang, supir keluarga haling. Ga kebayang gimana sepinya. Apalagi papanya Rio jarang di rumah. Bi inah dan mang ujang sudah paham dengan sikap Rio. Mereka hanya bisa berdoa agar majikannya ini kembali seperti dulu kala. Seperti 5 tahun yg lalu.

Setelah makan malam, Rio melangkah menuju kamarnya di lantai dua. Kemudian merebahkan tubuhnya di atas kasur. Memejamkan matanya mencoba untuk tidur. Namun ketika memejamkan matanya, memori otak Rio kembali memutar kejadian tabrakan kecil tadi sore. Wajah gadis tirus itu memenuhi pikirannya. Terlebih senyumnya yg sangat menawan.
Yg mampu membuat jantung Rio berdegup lebih cepat dari biasanya.
"ya Tuhan, kenapa sih ini. Kok bayangan tuh cewe muncul terus sih di pikiran gue?" ucap Rio gusar sambil mengacak-acakan rambutnya. Kemudian menutupkan kepalanya dengan bantal dan tertidur pulas menuju alam mimpi.

-keesokan harinya-

Rio segera menuruni tangga rumahnya. karena hari ini adalah hari minggu, jadi Rio ga ke sekolah. Ia segera menuju meja makan untuk sarapan pagi.
"pagi Mario!" sapa lelaki paruh baya, tak lain adalah papah Rio yg sudah duduk manis di kursi meja makan sambil mengoleskan selai di rotinya.
"pagi" jawab Rio ketus. Papahnya hanya tersenyum mendengar respon anak semata wayangnya ini. Sudah tidak aneh pikirnya.
"ketus bgt jawabnya" ucap papah Rio. Rio yg mendengarnya hanya tersenyum kecut.
"papah kapan pulang, kata bi inah ada urusan di Bogor?" tanya Rio datar.
"tadi malem, sekitar jam 1 papah nyampe rumah" jawab papah Rio.
Selama beberapa menit tak ada pembicaraan diantara mereka berdua. Hanya keheningan yg tercipta di sana.
"pah!" ucap Rio memecah suasana hening di pagi hari.
"hmmm" jawab papah Rio.
"nanti sore temenin Rio ya beli kamera"
"aduh nak, kayanya papah ga bisa nemenin kamu beli kamera. Jam 9 nanti papah harus ke Ciamis ngambil berkas sama ada urusan lain. Mungkin malem papah baru pulang lagi" jelas papa Rio menolak ajakan sang anak. Wajah Rio terlihat kecewa. Ia kemudian bangkit dari duduknya.
"papah tuh kenapa sih setiap Rio ajakin pergi, pasti ga bisa terus. Alesannya ada rapat lah, urusan inilah itulah. Rio kesel pah!" ucap Rio emosi. Wajahnya panas merah padam.
"mario, bukannya papah nolak ajakan kamu, tapi papah emang ga bisa. Kalo papah ada waktu papah pasti mau kok pergi sama kamu" jawab papah Rio halus.
"papah tuh ga pernah punya waktu buat Rio, papah tuh selalu mentingin urusan papah sendiri. Papah nyadar ga sih setelah mamah ga ada, papah ga pernah luangin waktu buat aku. Papa ga pernah ngertiin aku! Papah sayang ga sih sama aku? Aku benci sama papah!" ucap Rio emosi kemudian pergi meninggalkan papahnya di meja makan.
"Rio.. Rio, dengerin papah dulu nak, Rio!!" teriak pak zeth memanggil putranya yg sudah pergi entah kemana. Pak Zeth hanya bisa bersedih mendengar perkataan anaknya tadi. Hatinya hancur berkeping-keping. Anak satu-satunya kini membencinya.
"maafkan aku amanda, aku tidak bisa membahagiakan anak kita. Aku tidak bisa tanpa kamu" ucap papah Rio lirih. Tak terasa butiran-butiran air jatuh di pipinya dari sudut matanya yg sendu. Pak Zeth menghela nafasnya panjang dan memejamkan matanya. Berusaha menenangkan hati dan pikirannya.

Mobil Rio melaju menuju tempat yg entah ia tak tau harus kemana. Perasaannya berkecamuk. Ada rasa sesal dalam hatinya karena ucapannya pada papahnya tadi.

Bersumbang....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar